Popular Posts

FARMASI ADALAH . . .

Penyandang profesi farmasi, secara internasional dan sebagaimana direkomendasikan oleh WHO, selanjutnya disebut Farmasis, yang personifikasinya dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama, jantung dan jiwanya senantiasa berdegup dan bergetar mengembang seirama dengan disiplin ilmu dispensing and compounding. Pre-formulasi dan formulasi sediaan obat diperbaiki dan disempurnakan agar mencapai efek yang optimal dengan dukungan disiplin ilmu-ilmu teknologi farmasi, drug delivery systems, biofarmasetika dan farmakokinetik, serta farmakoterapi dan farmasi klinik. Sebaliknya efek samping diminimalkan berdasarkan pemahaman disiplin ilmu-ilmu interaksi obat, adverse drug reactions, toksikologi, sifat-sifat bahan tambahan, dan fisiologi. Kedua, otak dan pikirannya terpusat atau tercermin pada drugs and their actions sebagai perwujudan pertanggungjawaban profesi bidang kesehatan, dan hubungan kait-mengkait dengan getaran jantung serta jiwanya. Ketiga, berdasarkan karakter ungkapan jiwa dan pikirannya, maka aktivitas “sosok” Farmasis adalah analisis tentang jaminan mutu, keamanan, dan penggunaan sediaan obat yang tepat/rasional. Digambarkan sebagai bangunan, Farmasis adalah suatu monumen yang megah dan sangat indah, ditegakkan di atas 4 pilar utama: pharmacology, pharmaceutical chemistry, pharmaceutical technology, dan pharmacognosy, yang tertancap kokoh pada disiplin ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk farmasi. Selanjutnya tampak tegar biopharmaceutics and pharmacokinetics berpuncak clinical pharmacy, dihiasi dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk farmasi: management and administration, hygiene and epidemiology, serta etika. Digambarkan sebagai pohon, Farmasis tersusun dari akar yang terdiri dari rangkaian hibrida-hibrida ilmu pengetahuan alam yang terangkai sistematik membentuk basic pharmaceutical sciences dan tertanam dalam “tanah” bidang kesehatan. Batangnya tegak menjulang tinggi di atas akar yang kuat, menggambarkan disiplin ilmu-ilmu terapan yang khas untuk kefarmasian, mengikat dahan-dahan dan ranting-ranting yang proporsional untuk memperkuat serta mempertegas karakteristik kefarmasian. Daunnya yang rimbun merupakan ilmu-ilmu pendukung yang terkait untuk menyempurnakan gambaran farmasis, sementara itu pohon yang bersangkutan mempersembahkan 4 macam bunga yang merupakan kemampuan/keahlian dasar farmasis, yaitu complex bioavailability, parenteral solution/dosage forms, drug monitoring, dan clinical applications. Selanjutnya dari bunga-bunga tersebut dihasilkan 2 macam buah yang merupakan sikap professional farmasis, yaitu product oriented dan patient oriented, buah pertama ‘berasal” dari 2 bunga pertama, dan buah kedua dari 2 bunga terakhir. Dengan demikian, farmasis yang merupakan lulusan pendidikan tinggi telah siap dan mandiri untuk pengabdian profesi dan pengembangan kualitas, mengingat 2 keahlian dasar pertama dikuasai berdasar penelitian (research base learning), sedangkan 2 kemampuan dasar terakhir diperoleh berdasar sistem pelayanan (care/services base learning). Berdasarkan hasil kongres WHO di New Delhi (1988), maka pada tahun 1990 (Anonim, 1990), badan dunia di bidang kesehatan tersebut mengakui/merekomendasi/menetapkan kemampuan untuk diserahi tanggung jawab kepada farmasis yang secara garis besar adalah sebagai berikut: Pertama, memahami prinsip-prinsip jaminan mutu (quality assurance) obat sehingga dapat mempertanggung jawabkan dan fungsi kontrol. Kedua, menguasai masalah-masalah jalur distribusi obat (dan pengawasannya), serta paham prinsip- prinsip penyediaannya. Ketiga, mengenal dengan baik struktur harga obat (sediaan obat). Keempat, mengelola informasi obat dan siap melaksanakan pelayanan informasi. Kelima, mampu memberi advice yang informatif kepada pasien tentang penyakit ringan (minor illnesses), dan tidak jarang kepada pasien dengan penyakit kronik yang telah ditentukan dengan jelas pengobatannya. Keenam, mampu menjaga keharmonisan hubungan antara fungsi pelayanan medik dengan pelayanan farmasi. Dapus : Sudjaswadi, Riswaka. 2001. FARMASI, FARMASIS, DAN FARMASI SOSIAL. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada