Popular Posts
-
A. Definisi Resep Resep adalah permintaan tertulias dari seorang dokter kepada apoteker menyerahkan obat kepada pasien. Menurut keput...
-
INFORMATIKA FARMASI Informatika Farmasi merupakan bidang yang relatif baru, Informatika farmasi disebut juga sebagai farmako-informatika. In...
-
Penyandang profesi farmasi, secara internasional dan sebagaimana direkomendasikan oleh WHO, selanjutnya disebut Farmasis, yang personifikas...
-
CSSD, singkatan dari “Sentral Steril and Supplies Department” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “Instalasi Sterilisasi Sentral”. ...
-
Pengelolaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik meny...
STERILISASI PEMBEKALAN FARMASI
Posted on May 26, 2019 by sabila nur fitria
CSSD, singkatan dari “Sentral Steril and Supplies Department” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “Instalasi Sterilisasi Sentral”. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme, termasuk spora.
Sterilisasi adalah suatu proses dengan metode tertentu yang bertujuan mematikan semua organism hidup (Vegetatif dan Non Vegetatif) spora bakteri yang lebih resisten terhadap disinfektan maupun panas.
Adapun perbedaan disinfektan dengan antiseptic yaitu Desinfeksi merupakan proses yang menggunakan suatu bahan (kimia) yang dapat membunuh mikroorganisme pathogen kecuali spora, bakteri, virus dan beberapa strail bakteri resisten persenyawaan kimia. Sedangkan antiseptic adalah disinfektan non toksik yang digunakan untuk kulit, mukosa, atau jaringn hidup lain.
Proses sterilisasi pada umumnya dimulai dari :
a.cleaning
1. Proses dekontaminasi yang bertujuan untuk mengurangi semua kotoran
2. Langkah yang penting menentukan kebrhasilan
3. Sebagian besar mikroorganisme termasuk penyebab infeksi hilang pada proses ini menggunakan desinfektan.
b.Pemriksaan dan pengesetan alat
Peralatan yang tidak lengkap atau tidak memenuhi syarat operasi akan mengganggu.
c.Packaging
Sebelum digunakan alat steril disimpan terlebih dahulu. Untuk mencegah rekontaminan. Rekontaminan berasal dari udara yang masuk kealat sterilisasi yang mengandung partikel yang membawa mikroorganisme, kontak dengan udara setelah keluar dari alat, dalam penyimpanan, dalam perjalanan menuju user. Packaging dilakukan untuk mencegah rekonaminasi setelah sterilisasi, dapat ditembus oleh udara atau bahan pensterilisasi, mampu melindungi isinya dari kerusakan selama transport. Syarat-syarat packaging pertama yaitu menjaga sterilitas peralatan setelah sterilisasi, kedua kompetibel dengan proses tserlisasi, ketiga pembungkus dapat diembus oleh udara atau bahan pensteril, keempat harus kuat, kelima keamanan pasien erjamin dan tidak melepaskan bahan kimia tertentu atau partikel pengganggu, dan keenam bahan indicator dan mudah dibuka. Bahan packaging penggunaan kain digunakan karena kuat dan dapat digunakan berulang kali dan flexible, selain itu dapat juga digunakan kertas yang merupakan alternative pengganti kain karena porinya lebih kecil dari tekstil dan terakhir laminatet film pouch, bahan ini digunakan untuk packaging individual instrument atau small instrumensets. selama penyimpanan, yang dapat dibungkus pada saat sterilisasi sehingga dapat disterilkan dengan melindungi isinya dari rekontaminan sehingga bagian dalam tetap steril dari adanya bakteri. Proses packaging yang menggunakan pebungkus yang jelek atau rusak dapat menyebabkan proses clean packaging dan steril kurang bermanfaat.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan metode panas kering (oven), panas basah yang paling banyak digunakan yaitu autoklaf, etilen oksid, formaldehid, irradiation, hasil sterilisasi harus steril kembali sebelum digunakan. Syarat untuk ruangan steril yaitu ruangan harus kering kemudian untuktidak menahan debu, tekanan positif, ruang transisi, system FIFO (First In First Out), pembersih ruang dan penghisap debu.
A.Instalasi sterilisasi sentral
1.Pengertian
Untuk mengatasi ancaman infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pathogen, rumah sakit telah mengembangkan metode ilmiah yang sering disebut sebagai system sterilisasi sentral. Metode ini pada dasarnya menyangkut pekerjaan pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi sebelum semua instrumen, bahan, dan dipakai untuk peralatan pasien. Dari berbagai ruangan di rumah sakit seperti ruang operasi, ruang rawat inap, ruang rawat jalan, dan ruang – ruang lain, semua barang – barang kotor dikumpulkan diinstalasi sterilisasi sentral untuk diproses, dan kemudian diangkut kembali ke pengguna akhir. Diinstalasi sterilisasi sentral, proses pembersihan disinfeksi, pengemasan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusiannya dilakukan oleh petugas khusus yang terlatih. Hal ini untuk memastikan control yang lebih baik dan hasil yang dapat diandalkan dan berkurangnya resiko terhadap infeksi. System sterilisasi instrument, paket opeasi, nanpan, dan lain – lain dilakukan dengan pemanasan menggunakan uap bertekanan atau dengan sterilisasi gas. Alat sterilisasi dengan menggunakan uap disebut autoklaf. Namun barang – barang tertentu seperti instrument, karet, dan plastic tidak dapat menggunakan autoklaf dan harus disterilkan menggunakan etilen oksida (ETO) atau gas serupa. Sterilisasi menggunakan gas membutuhkan tindakan pencegahan keselamatan tertentu seperti aerosi sebelum menggunakan dan fentilasi pembuangan khusus. Dalam kedua system, sterilisasi dilakukan dimana instrument dibersihkan dan dikemas dengan kain linen khusus.
Dalam system desentralisasi, fasilitas sterilisasi dilakukan dekat dengan area steril dari barang – barang yang akan digunakan, misalnya dalam ruang operasi disebut Theater Steril Supply Unit (TSSU). Dengan adanya desentralisasi maka memungkinkan untk komunikasi langsung dengan pengguna. Transportasi menjadi lebih dekat dan mengurangi resiko terkontaminasi. Instalasi sentralisasi sentral melayani ruang perawatan, ruang operasi, ruang perawatan intensif, ruang bayi, ruang rawat jalan, radiologi, farmasi dan laboratorium klinis. Kegiatan utama dari instalasi sterilisasi sentral ini adalah sterilisasi, penyimpanan dan mendistribusikan pembalut, jarum suntik, brang – barang karet (sarung tangan, kateter, tabung), instrument, set dalam nampan paket linen steril dan lain – lain. Persediaan steril sekali pakai banyak digunakan di rumah sakit. Persediaan ini hanya perlu disimpan dan tidak dip roses untuk digunakan kembali. Barang – barang sekali pakai di rumah sakit tidak mempengaruhi beban kerja instalasi sterilisasi sentral.
2.Sasaran dari instalasi sterilisasi sentral adalah :
1.Proses mensterilisasi peralatan dan bahan di bawah kondisi terkontrol oleh tenaga yang telah terlatih dan berpengalamn sehingga ikut berpartisipasi dalam mengontrol lingkungan rumah sakit secara keseluruhan.
2.Dampak ekonomi yang lebih besar dengan menjaga dan mengoperasikan peralatan proses yang mahal dalam satu area terpusat.
3.Tercapainya keseragaman yag lebih besar sesuai standar tekhnik opearasi,
4.Memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tinggi dalam operasi oleh personil terlatih dengan prosedur proses yang tepat.
3. Fungsi instalasi sterilisasi sentral adalah sebagai berikut :
1.Menerima dan memilih bahan0bahan kotor yang digunakan di rumah sakit
2.Menentukan apakah barang-barang tersebut akan digunakan kembali atau dibuang
3.Melaksanakan proses dekontaminasi atau disinfeksi sebelum sterilisasi
4.Melaksanakan pembersihan khusus dari peralatan dan bahan-bahan
5.Memeriksa dan menguji instrument, peralatan dan linen
6.Merakit kembali instrument set, mengemas linen dan lain-lalin
7.Mengemas semua bahan-bahan untuk sterilisasi
8.Sterilisasi
9.Memberikan label dan tanggal pada bahan
10.Menyimpan dan mengontrol persediaan
11.Mengeluarkan dan mendistribusikan
Prosedur pembersihan alat yaitu membersihkan dan mencuci instrument, nampan dan lain-lain harus dilakukan sebelum pemasangan kembali dan mengemas instrument kid. Membersihkan dan mencuci dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin cuci otomatis. Pembersihan ultrasonic dianggap paling efektif dalam membershkan sambungan, engsel dan lain-lain. Membersihkan denggan cara mengikis permukaan instrument akan memperpendek umur pakainya. Linen yang akan digunakan untuk mengemas instrument bedah diperiksa terlebih dahulu terhadap kemungkinan berlubang.Lembar pak (pack) linen, kain penutup, pengemas dan lain-lain dirakit untuk digunakan untuk ruang operasi, rang sebelum melahirkan, dan ruang melahirkan. Pak linen khusus dipersiapkan untuk prosedur khusus seperti untuk laparaskopi, mastectomy dan ortopedi operasi pinggul.
Memproses instrument, salah satu kegiatan dari pusat sterilisasi, termasuk perakitan istrumen yang sesuai dan memasukkan kedalam kid dan membungkus kid dengan linen steril. Kid dan nampan dapat dari berbagai jenis, seperti kid alat bedah untuk ruang operasi kid jahitan untuk unit perawatan, dan nampan khusus radiologi. Instrumen yang digunakan secara teratur kadang-kadang dirakit dengan kemasan awal dari kid dan disimpan, atau disiapkan jika dibutuhkan sesuai pesanan. Kombinasi kedua cara tersebut umum dilakukan. Sterilisasi dilakukan dalam back, yang berarti bahwa beberapa paket disterilkan dalam satu beban. Untuk pengendalian infeksi, paket ini diberi label dan tanggal, dan kemudian ditinjau ulang secara periodik terhadap indicator uji. Jika back ditemukan dibawah standar, paket akan dikeluarkan dari rak. Kid yang dikemas dan telah disterilkan dianggap steril untuk jangka waktu tertentu setela itu harus di sterilisasi ulang. Lamanya kid tetap steril tergantung pada jenis kemasan yang digunakan, yaitu apakah kid dikemas dengan linen tebal atau ganda berkualitas bedah.
Pelabelan tanggal paket adalah salah satu langkah penting dalam proses sterilisasi. Sterilisasi sentral jga melibatkan pembuatan larutan parenteral, larutan saline steril normal, dan air destilasi steril. Namun karena resiko yan gterkait hanya beberapa rumah sakit yang menyiapkan larutan parenteral. Bahkan dalam kasus larutan saline dan air steril, kecenderungannya adalah membeli dari luar dalam wadah kantong pelastik ini untuk mengurangi kerusakan dan juga nyaman dalam menanganinya.
B.Prasarana Instalasi sterilisasi sentral
Sistem kelistrikan.
1.Sumber daya listrik.
Sumber daya listrik pada bangunan instalasi sterilisasi sentral, termasuk katagori “sistem kelistrikan esensial 1”, di mana sumber daya listrik normal dilengkapi dengan sumber daya listrik darurat berupa generator dan UPS untuk menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber daya listrik normal.
2.Distribusi.
Distribusi daya listrik pada bangunan instalasi sterilisasi sentral, mengikuti SNI – 04 – 0225 – 2000, atau edisi terakhir, Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
3.Terminal.
Kotak tusuk (stop kontak), Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya satu kutub pembumian terpisah yang mampu menjaga resistans yang rendah dengan kontak tusuk pasangannya. Dan sakelar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus memenuhi SNI 04 – 0225 – 2000, atau edisi terakhir, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000), atau pedoman dan standar teknis yang berlaku.
4.Pembumian.
Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan petugas. Sistem harus memastikan bahwa tidak ada bagian peralatan yang dibumikan melalui tahanan yang lebih tinggi dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan sistem penyamaan potensial pembumian (Equal potential grounding system). Sistem ini memastikan bahwa hubung singkat ke bumi tidak melalui pasien.
5.Ketentuan lain.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem pencahayaan pada bangunan instalasi sterilisasi sentral mengikuti :
a. SNI 03 – 7011 – 2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas keehatan)
b. SNI 04 – 7018 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
c. atau pedoman dan standar teknis yang berlaku
DAPUS : Departemen Kesehatan RI. 2009.Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/CSSD) Di Rumah Sakit . Jakarta : Depkes RI
|